"Kalo hati bisa bicara, tanpa izin dari pikiran..............."
I
ada buncahan rasa rindu yang tersimpan
terkunci erat, meski isinya meletup-letup
menggetarkan gembok perasaan yang sudah reyot hampir dilupakan waktu
sejuta rindu dalam bahasa yang bahkan tidak aku mengerti
kalau dia bisa bicara
sudah berkarat, hampir punah dilupakan
kalau saja dia bisa bicara
kalau saja dia diijinkan bicara
II
segala macam makian, umpatan, hinaan
aku akan bilang Aku benci kamu Aku benci kalian
aku akan bilang aku tidak suka dengan semua yang kalian lakukan
aku bilang Ya aku bilang Tidak
saat ini aku ada di suatu hari ketika aku bukanlah aku
aku benci kalian Ya aku benci diriku sendiri
III
Jika dia bisa bicara, sungguh pasti akan ketahuan
aku ini penipu ulung
yang pandai menipu diriku sendiri
memandang rendah orang lain, sungguh bagaimana mungkin
aku ini penipu ulung
pandai menipu pikiranku sendiri
pikirku aku lebih baik lebih lebih lebih segala
aku ini penipu ulung
yang sungguh tak tahu malu
selalu pepatah bilang: "kuman diseberang lautan tampak
tapi gajah dipelupuk mata sungguh sedikit pun tak nampak"
aku ini penipu ulung
tak sadar sudah tertipu masih juga tak tahu malu
IV
aku adalah manusia bodoh
dalam versi kisahmu, dan kisah hatiku
kalau dia bisa bicara, jelas sudah kebodohanku
aku tak paham tak kunjung paham
orang-orang akan kasihan
sesungguhnya urusan versi bisa jadi rumit
tapi kita sepakat akulah manusia bodoh dalam kisah ini
parodi kehidupan
If only we could speak as loud as our heart. Ada kebencian yang tersalurkan, ada rindu yang didamaikan. Tapi juga ada kebodohan.