Berbicara mengenai revolusi, khususnya revolusi arab spring, 
entah mengapa saya jadi ingat sebuah film  ditahun 2005 yang sedikit 
banyak juga membahas mengenai revolusi yaitu V for Vendetta. Dalam film 
ini menurut pandangan saya, tokoh V benar-benar luar biasa sekali dalam 
menggambarkan apa yang dimaksud dengan revolusi. Dalam film fiksi 
tersebut secara radikal dan tentunya sendirian, tokoh V ini benar-benar 
menciptakan sebuah revolusi yang merobohkan pemimpin fasis di Inggris 
pada masa itu. Dalam penggambaran di film tersebut, tokoh V adalah sosok
 biasa yang kemudian terlahir kembali di negara dystopian, yang mana 
ditumbuhkan oleh dendam dan besar bersama kebencian terhadap tirani 
penguasa. Tokoh V menjadi sosok yang haus akan kebebasan.
Diceritakan tirani yang ada pada film tersebut menciptakan sebuah 
konspirasi yang menimbulkan ketakutan luar biasa pada rakyatnya. 
Sehingga dengan begitu, kepemimpinan yang dikatator dari partai dan 
penguasa tersebut dapat menang dengan mulus. Bertindak sebagai pahlawan 
semu yang menyelamatkan ketidakstabilan Negara, tirani berusaha menjaga 
kekuasaanya dengan menangkap setiap orang yang meneriakan kebebasan, 
mirip dengan masa orde baru. Hal tersebut dilakukan dengan dalih menjaga
 kestabilan Negara. Tokoh V melakukan tindakan radikal, menghancurkan 
jantung dari kepemimpinan diktator tersebut. Secara langsung 
menggulingkan peguasa lalim itu.
Well sedikit review film, yang saya ingin tekankan disini adalah V 
sebagai revolusioner radikal, dan sehubungan dengan revolusi arab 
spring, dimana penginpirasinya adalah seorang pedagang, Sidi Bouazid, 
 yang membakar tubuhnya sendiri sebagai protes melawan tirani. Angkat 
senjata penduduk sipil dan oposisi melawan penguasa tirani, terjadilah 
revolusi di Tunisia, yang kemudian merambat ke Negara-negara lain 
seperti Yaman, Libya, dan sekarang Suriah. Ada banyak persepsi mengenai 
revolusi arab yang berdar di media massa online (terutama media massa 
online islam). Seperti revolusi arab ini merupakan awal kebangkitan 
partai-partai islam di Negara tersebut, konspirasi amerika serikat untuk
 minyak dan sebagainya.
Sebenarnya saya juga termasuk orang-orang yang menggemari teori-teori
 konspirasi semacam itu, dan terutama konspirasi besar US menguasai 
minyak di timur tengah. Namun lagi-lagi bukan dari sisi itu saya ingin 
melihat. Dari revolusi arab dan review film tersebut saya hanya ingin 
membayangkan bila hal itu terjadi di Indonesia. Siapkah kita? Atau 
mungkinkah ada tokoh macam V diantara kita? Well, kalo menurut pendapat 
saya pribadi masyarakat kita belum tentu punya nyali untuk melakukan hal
 yang radikal bahkan mengancam jiwa seperti perang. Dan celakanya lagi 
masyarakat kita, mungkin temasuk saya, sedikit banyak mudah disogok 
pemeritah lewat hal-hal semacam BLT atau subsidi. Selama kebutuhan akan 
makan masih bisa dipenuhi maka mengambil resiko semacam revolusi arab 
tidak mungkin dilakukan. Pun juga pemerintah kita bukannya diktator atau
 tirani hanya ‘bobrok’ masyarkat belum berada pada tahap jenuh, karena 
di Indonesia sendiri masih ada pemimpin-pemimpin yang ‘katanya’ membawa 
secercah harapan baru. Jadi apabila revolusi ini dijalankan saat ini di 
Indonesia rasanya tidak pas. Apalagi masalah-masalah seperti ribut antar
 daerah saja masih sering terjadi. Rasanya dari masing-masing rakyat 
Indonesia masih harus dilakukan penyatuan frame untuk tujuan bersama, 
sehingga hal macam tawuran tidak lagi terjadi.
tidak seharusnya melengserkan pemimpin yang lalim dgn cara yg lalim pula. tentu semua negara tidak ingin mengalami masa2 kelam pasca revolusi. miris rasanya melihat kondisi beberapa negara di tim-teng yg stabilitasnya justru terombang-ambing pasca revolusi. revolusi terbaik dilakukan dgn mendidik masyarakat. jika masyarakat sdh terdidik, maka negara yg ber-islah akan tegak dgn sendirinya karena rakyat memiliki satu konsep yang sama akan negara ideal yg diidamkan, seperti Muhammad yg menegakkan syariat Islam di Mekkah dan Madinah. ia memulainya dgn berdakwah pada umatnya (dari akar) hingga terbentuk negara dgn segenap rakyatnya yg punya satu konsep yg sama akan sebuah negara idaman.
BalasHapuskalo menurut saya, kestabilan pasca revolusi memang pastinya butuh waktu,
Hapusmemang revolusi yg terbaik bgtu tapi pasti butuh waktu, semoga indonesia bisa aamiin