Kamis, 06 Desember 2012

Melihat Revolusi Arab Spring

Berbicara mengenai revolusi, khususnya revolusi arab spring, entah mengapa saya jadi ingat sebuah film  ditahun 2005 yang sedikit banyak juga membahas mengenai revolusi yaitu V for Vendetta. Dalam film ini menurut pandangan saya, tokoh V benar-benar luar biasa sekali dalam menggambarkan apa yang dimaksud dengan revolusi. Dalam film fiksi tersebut secara radikal dan tentunya sendirian, tokoh V ini benar-benar menciptakan sebuah revolusi yang merobohkan pemimpin fasis di Inggris pada masa itu. Dalam penggambaran di film tersebut, tokoh V adalah sosok biasa yang kemudian terlahir kembali di negara dystopian, yang mana ditumbuhkan oleh dendam dan besar bersama kebencian terhadap tirani penguasa. Tokoh V menjadi sosok yang haus akan kebebasan.
Diceritakan tirani yang ada pada film tersebut menciptakan sebuah konspirasi yang menimbulkan ketakutan luar biasa pada rakyatnya. Sehingga dengan begitu, kepemimpinan yang dikatator dari partai dan penguasa tersebut dapat menang dengan mulus. Bertindak sebagai pahlawan semu yang menyelamatkan ketidakstabilan Negara, tirani berusaha menjaga kekuasaanya dengan menangkap setiap orang yang meneriakan kebebasan, mirip dengan masa orde baru. Hal tersebut dilakukan dengan dalih menjaga kestabilan Negara. Tokoh V melakukan tindakan radikal, menghancurkan jantung dari kepemimpinan diktator tersebut. Secara langsung menggulingkan peguasa lalim itu.
Well sedikit review film, yang saya ingin tekankan disini adalah V sebagai revolusioner radikal, dan sehubungan dengan revolusi arab spring, dimana penginpirasinya adalah seorang pedagang, Sidi Bouazid,  yang membakar tubuhnya sendiri sebagai protes melawan tirani. Angkat senjata penduduk sipil dan oposisi melawan penguasa tirani, terjadilah revolusi di Tunisia, yang kemudian merambat ke Negara-negara lain seperti Yaman, Libya, dan sekarang Suriah. Ada banyak persepsi mengenai revolusi arab yang berdar di media massa online (terutama media massa online islam). Seperti revolusi arab ini merupakan awal kebangkitan partai-partai islam di Negara tersebut, konspirasi amerika serikat untuk minyak dan sebagainya.
Sebenarnya saya juga termasuk orang-orang yang menggemari teori-teori konspirasi semacam itu, dan terutama konspirasi besar US menguasai minyak di timur tengah. Namun lagi-lagi bukan dari sisi itu saya ingin melihat. Dari revolusi arab dan review film tersebut saya hanya ingin membayangkan bila hal itu terjadi di Indonesia. Siapkah kita? Atau mungkinkah ada tokoh macam V diantara kita? Well, kalo menurut pendapat saya pribadi masyarakat kita belum tentu punya nyali untuk melakukan hal yang radikal bahkan mengancam jiwa seperti perang. Dan celakanya lagi masyarakat kita, mungkin temasuk saya, sedikit banyak mudah disogok pemeritah lewat hal-hal semacam BLT atau subsidi. Selama kebutuhan akan makan masih bisa dipenuhi maka mengambil resiko semacam revolusi arab tidak mungkin dilakukan. Pun juga pemerintah kita bukannya diktator atau tirani hanya ‘bobrok’ masyarkat belum berada pada tahap jenuh, karena di Indonesia sendiri masih ada pemimpin-pemimpin yang ‘katanya’ membawa secercah harapan baru. Jadi apabila revolusi ini dijalankan saat ini di Indonesia rasanya tidak pas. Apalagi masalah-masalah seperti ribut antar daerah saja masih sering terjadi. Rasanya dari masing-masing rakyat Indonesia masih harus dilakukan penyatuan frame untuk tujuan bersama, sehingga hal macam tawuran tidak lagi terjadi.

2 komentar:

  1. tidak seharusnya melengserkan pemimpin yang lalim dgn cara yg lalim pula. tentu semua negara tidak ingin mengalami masa2 kelam pasca revolusi. miris rasanya melihat kondisi beberapa negara di tim-teng yg stabilitasnya justru terombang-ambing pasca revolusi. revolusi terbaik dilakukan dgn mendidik masyarakat. jika masyarakat sdh terdidik, maka negara yg ber-islah akan tegak dgn sendirinya karena rakyat memiliki satu konsep yang sama akan negara ideal yg diidamkan, seperti Muhammad yg menegakkan syariat Islam di Mekkah dan Madinah. ia memulainya dgn berdakwah pada umatnya (dari akar) hingga terbentuk negara dgn segenap rakyatnya yg punya satu konsep yg sama akan sebuah negara idaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo menurut saya, kestabilan pasca revolusi memang pastinya butuh waktu,

      memang revolusi yg terbaik bgtu tapi pasti butuh waktu, semoga indonesia bisa aamiin

      Hapus